Gendowor seorang pengembala kuda, dia diangkat menjadi Adipati di Tegal.
Karena menentang perintah kerajaan ia diberhentikan dari jabatannya. Ia
berseteru dengan Bagus Suanda yang tidak mau bekerja sama dengan Belanda.
Ketika Gendowor datang ke rumah Bagus Suanda tidak dapat bertemu dengan
Bagus Suanda karena sedang pergi ke Jawa Barat. Ia hanya bertemu dengan Ayah
Bagus Suanda. Kecewa tidak dapat bertemu dengan Bagus Suanda, Ayah Bagus Suanda
yang sudah tua itu dipukuli oleh Gendowor. Gendowor mengamuk di rumah Bagus
Suanda. Ketika Bagus Suanda pulang ke rumah, mengetahui Ayahnya penuh luka ia
marah dan mengejar Gendowor.
Bagus Suanda berhasil mengejar Gendowor, maka terjadilah perkelahian antara
kedua orang yang sama-sama sakti. Kejar-mengejar antara keduanya siang dan
malam hingga berhari-hari. Setiap daerah yang dilewati oleh pelarian Gendowor
menjadi nama-nama desa. Misalnya ketika Gendowor bersembunyi di tepi sungai, di
bawah pohon gayam maka tempat itu diberi nama Desa Kaligayam. Lalu berlari ke
timur bersembunyi di bawah pohon cangkring maka tempat itu diberi nama Desa
Cangkring. Gendowor terus dikejar oleh Bagus Suanda. Untuk menyingkir dari
kejaran Bagus Suanda, ia menyusuri sungai kecil atau wangan yang panjang,
tempat itu sekarang diberi nama Wangan Dawa dan tempat untuk menyingkir diberi
nama Semingkir tempatnya di sebelah utara Wangan Dawa.
Bagus Suanda tidak kenal menyerah, ia tidak akan berhenti sebelum dapat
menangkap Gendowor. Hingga akhirnya Bagus Suanda berhasil menemukan Gendowor
yang sedang kehausan hendak minum air empang atau blumbang atau Kedokan.
Seketika itu pula Bagus Suanda menyerang Gendowor. Perkelahian terjadi cukup
seru karena saling mengeluarkan kesaktian masing-masing. Gendowor kalah tak berdaya.
Tempat perkelahian itu dinamakan Kedokan Sayang. Mengapa disebut demikian?
Sebab di Kedokan tadi sangat disayangkan, seorang Adipati Gendowor minum air di
Kedokan dan Sayang pula di Kedokan itu Gendowor kalah. Kudanya yang bernama
Kidapati dimakamkan di Pemakaman Seng atau jaratan Kasir, sampai sekarang masih
dapat dijumpai makamnya di situ. Lalu di mana makam Kendowor? Sampai sekarang
maish misteri. Maka tempat itu di kemudian hari menjadi desa Kedokan Sayang.
0 komentar:
Posting Komentar